Minggu, 25 Mei 2014

Lingkungan Belajar Pendidikan Tinggi Jarak Jauh


LINGKUNGAN BELAJAR
PENDIDIKAN TINGGI JARAK JAUH

A.       Membangun Jaringan Belajar
1.        Mengapa dan bagaimana jaringan belajar?
Menurut Kolb, 1984 menyatakan bahwa belajar adalah suatu upaya yang secara sadar dilakukan dengan tujuan memahami sesuatu atau belajar diketahui sebagai suatu hasil dari pengalaman. Sedangkan prosses belajar merupakan proses yang tersituasi dan kontekstual dengan lingkungan tempat proses belajar tersebut terjadi.
Sejalan dengan perkembangan ilmu, teknologi dan seni, lingkungan belajar dalam masyarakat semakin lama semakin kompleks, yang dapat kita saksikan dan kita alami dewasa ini. Manusia tidak lagi hanya belajar secara langsung dari manusia lain tetapi belajar dengan berbagai cara dari berbagai produk ilmu, teknologi, dan seni.
Salah satu alternative belajar yang kini mulai banyak dikembangkan adalah belajar dengan menggunkanan jaringan belajar. Makna asli jaringan adalah suatu system yang komponen-komponennya salaing terhubung atau suatu system interkoneksi komponen atau sirkuit. Paradigma belajar dalam jaringan belajar dipandang sebagai teori mengetahui dan belajar yang bersifat holistic karena tidak melihat individu pebelajar secara terpisah, tetapi melihat fenomena belajar dalam diri manusia secara keseluruhan sebagaimana hal itu tampak sebagai perwujudan dari kesadaran pribadi.
Hal yang sangat penting dari teori belajar holistic tersebut adalah bahwa belajar dipandang sebagai proses yang berlandaskan pengalaman, melalui resolusi konflik dialektis adaptasi individu secara holistic dengan lingkungan, melibatkan transaksi individu dengan lingkungan, dalam konteks menyeluruh proses pembangunan pengetahuan.

2.     Penerapan prinsip-prinsip pendidikan pada jaringan belajar
Levin (1995) membuat kerangka konseptual dengan mengajukan lima komponen jaringan belajar, yaitu : struktur, proses, mediasi, pengembangan komunitas belajar, dan dukungan institusi. Konsep rancangan pembelajaran tersebut mengkombinasikan interaktivitas, multimedia dan kendali pengguna. Prinsip-prinsip tersebut ialah sebagai berikut :
a.       Rancangan perlu menarik perhatian pengguna melalui penerapan rancangan yang mudah dipahami, alat navigasi yang konsisten, dan pribadi, yaitu dapat membuat pengguna merasa rancangan tersebut dibuat khusus untuknya.
b.      Rancangan mengimformasikan pada pembelajar mengenai tujuan pembelajaran.
c.       Rancangan menyajikan daftar prasyarat yang perlu dikuasai sebelum mengikuti suatu sesi.
d.      Rancangan dapat memelihara minat dan keterlibatan pembelajaran melalui beragam jenis sajian (teks, grafik, video, dan suara).
e.       Rancanagan menyediakan umpan balik melalui menu bantuan, dan kemampuan untuk mengajukan pertanyaan.
f.        Rancangan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan individual pembelajar dengan menyajikan banyak cara untuk menyajikan suatu konsep.
g.       Rancangan mampu memperkuat kinerja pembelajar melalui ajuan masalah dan tugas-tugas.
h.      Rancangan menyediakan umpan balik mengenai kinerja kepada pembelajar dan instruktur.
i.         Rancangan menyediakan penilaian kinerja melalui pengujian.
j.         Rancangan memiliki fasilitas pemantau dan pencatat kemajuan instruktur.
Menurut Barker (1999) prinsip-prinsip belajar yang pelu diterapkan pada rancangan pembelajaran dalam jaringan belajar, adalah sebagai berikut :
1)     Dalam rancangan seyogyanya menghindari pengajaran yang bersifat terlalu menjelaskan (instructivist) untuk hal-hal yang kurang penting, tetapi memberikan tekanan yang lebih besar pada pendekatan belajar konstruktif.
2)     Disediakan lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi terbentuknya kelompok belajar, sehingga pebelajar dapat memperoleh bantuan belajar melalui jaringan dalam kelompoknya.
3)     Disediakan kemudahan akses yang lebih besar bagi pebelajar untuk menghubungi staf akademik (pengajar) melalui jaringan elektronik.
4)     Disediakan kemudahan untuk melakukan penilaian diri pebelajar dan melakukan pemantauan kemajuan belajarnya.
5)     Kemudahan bagi pebelajar untuk memperoleh materi ajar dalam cara yang efektif dan memanfaatkan kekayaan semua sumber belajar yang tersedia dalam jaringan, yang tidak mungkin diperoleh melalui penyajian di kelas konvensional.
Dron (2002) menyatakan bahwa jaringan belajar merupakan lahan penelitian yang subur bilamana memperhatikan pendayagunaan potensi kelompok pembelajar dalam mengorganisasikan sendiri kegiatan belajarnya.
Suatu sistim jaringan belajar yang dinamakan CoFind merupakan jaringan belajar yang membangun untuk dapat mengorganisasikan dirinya sindiri melalui ciri-ciri berikut ini :
a)     Topic
Topic ialah pengetahuan atu perilaku yang dipelajari termasuk konsep, fakta dan prosedur.
b)     Forum diskusi
Wawancara dalam forum diskusi diberi peringkat berdasarkan pada jumlah pembacanya dan penilaian kualitasnya oleh peserta.
c)      Jadwal kegiatan
Peserta dapat melihat jumlah peserta yang mengikuti suatu kegiatan dalam kalender kegiatan tersebut, sehingga kegiatan yang paling popular dapat diketahui bersama.
d)     Berita dan pengumuman
e)     Daftar peserta
f)       Daftar kelompok
g)     Ruang untuk berbicara

3.     UT Online Sebagai Upaya UT Untuk Membangun Suatu Jaringan Belajar Berskala Nasional
Pada bagian ini akan dibahas UT oline yang merupakan upaya untuk membangun suatu jaringan belajar berskala nasional. Tujuan utama UT online adalah untuk membantu meningkatkan kualitas belajar mahasiswa dengan menyediakan layanan bantuan belajar dapat dipandang pula sebagai upaya membangun jaringan belajar berskala nasional. Secara umum layanan yang tersedia melalui UT online dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu : informasi umu, akademik, dan akses pada empat jurnal elektronik, database penelitian dank e-Indonesia-an (Infosia), catalog perpustakaan online, dan program AA/Pekerti online.
Komponen jaringan belajar menurut kerangka Levin adalah :
·         Komponen struktur
Komponen struktur mengacu pada posisi aktivitas dalam jaringan terhadap program pembelajaran secara keseluruhan, apakah program pembelajaran seluruhnya akan disampikan melalui jaringan dan pertemuan tatap muka, serta jadwal aktivitas berikut topic yang akan dibahas dalam program pembelajaran.
·         Komponen proses
Komponen proses mengacu pada aktivitas yang akan dikerjakan oleh peserta selama proses belajar.
·         Komponen mediasi
Komponen mediasi berkenaan dengan pemantauan aktivitas belajar serta pemberian bantuan bila ada kesulitan baik dalam teknis pemakaian peralatan jaringan maupun dalam materi yang dipelajari.
·         Komponen pembangunan komunitas
Komponen pembangunan komunitas mengacu pada aktivitas supaya peserta belajar menjadi satu komunitas yang selain salaing mengenal juga dapat bekerja sama adalam aktivitas belajar.

B.       Dukungan Perpustakaan Dalam Pendidikan Tingggi Jarak Jauh
1.     Masalah Layanan
Salah satu ciri penting SBJJ adalah fleksibilitas dalam belajar. Dengan adanya fleksibilitas, mahasiswa menjadi pusat dalam pemberian layanan. Artinya semua jenis layanan dalam pembelajaran ditujukan untuk kepuasan mahasiswa. Dengan demikian, proses belajar dalam Sistim Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ) bentuknya seperti forum komunikasi jaringan belajar, yang meliputi mahasiswa sebagai subjek, dosen atau ahli materi pembelajaran, instruktur atau tutor dan perpustakaan.
Upaya memberikan layanan yang sama kepada seluruh mahasiswa banyak mengalami kendala, terutama dalam hal transportasi dan komunikasi. Perjalanan pos untuk daerah-daerah tertentu memakan waktu yang cukup lama. Demikian juga dengan komunikasi. Dalam kondisi infrastruktur tersebut dapat dibayangkan bagaimana sulitnya UT memberikan layanan yang memadai kepada seluruh mahasiswa UT. Hal itu memang sudah diprediksi sejak UT masih dalam rancangan pendiriannya.

2.     Pengembangan Perpustakaan Digital Untuk Sistim Pendidikan Jarak Jauh
Sebaran mahasiswa secara geografis menggambarkan betapa besarnya problem yang dihadapai UT dalam memberikan layanan kepada mahasiswa, terutama layanan perpustakaan. Semula UT mengharapkan kerjasama dengan perguruan tinggi negeri akan memudahkan mahasiswa UT memperoleh layanan perpustakaan. Demikian pula kerjasama UT dengan perpustakaan daerah, sehingga pengembangan perpustakaan difokuskan untuk memenuhi kenutuhan tenaga edukatif UT dan penulis modul.
Sejak tahun 1997 perpustakaan UT bergabung dengan forum kerjasama perpustakaan perguruan tinggi negeri yang anggotanya semuaperguruan tinggi negeri di jawa, baik yang bernaung dibawah departemen pendidikan nasional maupun departemen agama. Forum ini bertujuan memanfaatkan bersama koleksi perpustakaan anggota jaringan. Pemanfaatan koleksi tersebut masih sebatas membaca di tempat. Belum dikembangkan peminjaman dengan system konvensional. Perpustakaan UT harus dikembangkan dengan menggunakan system yang dapat diakses secara jarak jauh yang disebut dengan perpustakaan digital.
Perpustakaan digital sering disinonimkan dengan perpustakaan elektronik, atau perpustakaan hibrida atau perpustakaan maya. Chowdhury (2003 : 8) menggambarkan karakteristik perpustakaan digital anatara lain, sebagai berikut :
1)     Perpustakaan digital dapat berisi macam-macam sumber informasi digital yang berubah dari teks ke gambar, audio, dan video.
2)     Pengguna perpustakaan digital dapat berpindah kemanapun di dunia.
3)     Pengguna perpustakaan digital dapat membangun sendiri koleksinya dengan menggunakan fasilitas dari penyedia perpustakaan digital.
4)     Perpustakaan digital menyediakan akses ke berbagai tipe sumber informasi.
5)     Beberapa pengguna dapat memanfaatkan sumber informasi yang sama dalam waktu yang bersamaan.
6)     Perpustakaan digital dapat dilihat dan digunakan oleh orang-orang yang berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Prinsip dalam perpustakaan pendidikan jarak jauh adalah koleksi yang dapat di akses secara jarak jauh. Karena itu, koleksi perlu dikembangkan secara digital. Perpustakaandalam SPJJ memerlukan sarana navigasi dan pengembangan web yang memungkinkan koleksi perpustakaan dapat diakses secara jarak jauh.
Sumber daya manusia (SDM) perpustakaan dalam SBJJ berbeda dengan SDM perpustakaan pendidikan tinggi konvensional. SDM perpustakaan pendidikan jarak jauh harus professional, dalam arti bukan saja mahir dalam pengelolaan sumber informasi tetapi juga terampil dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Karena keahlian yang dimiliki pustakawan, mereka dapat bergabung dalam tim pengembang mata kuliah (course team), sejajar dengan tim ahli matyeri, ahli bahasa, dan ahli pembelajaran. Peran pustakawan dalam pengembangan pembelajaran meliputi hal-hal berikut :
Ø  Membantu penulis materi mata kuliah dalam mengidentifikasi literature yang cocok dan sumber-sumber jaringan untuk mendukung persiapan kuliah.
Ø  Memberikan saran tentang jaringan sumber-sumber elektronik dan bahan-bahan dari internet yang dapat diakses kepada mahasiswa.
Ø  Memberikan informasi mengenai komponen literature yang digunakan untuk kuliah.
Ø  Memberikan sarana mengenai sumber-sumber mata kuliah, yang dapat dilakukan berhubungan dengan tempat, model dan cara pengiriman.
Ø  Negosiasi akses online kepada mahasiswa untuk keefektifan biaya dalam pemakaian sumber-sumber elektronik termasuk database bibliografi seperti pangkalan data teks lengkap.
Ø  Memberikan informasi tentang akses terhadap layanan pendukung belajar lainnya yang diberikan oleh universitas.
Dalam proses pembelajaran jarak jauh, layanan perpustakaan diberikan dalam rangka memudahkan belajar mahasiswa dan staf edukatif dalam pengembangan materi pembelajaran dan tutorial. Layanan perpustakaan tidak terbatas serta meliputi layanan berikut :
v  Layanan referensi yang diberikan kepada setiap pengguna, baik staf edukatif maupun mahasiswa.
v  Layanan bibliografi baik manual maupun melalui computer.
v  Peminjaman atau fotocopy baik langsung maupun secara online.
v  Menyiapkan artikel bacaan dalam bentuk tercetak maupun online.
v  Akses ke jurnal online dan berbagai pusat database layanan artikel dengan system pemberian password.
v  Layanan ruang baca.
v  Layanan silang antar perpustakaan.

3.     Perpustakaan Digital Universitas Terbuka
Tahun 2001 upaya pengembangan perpustakaan digital dimulai dengan melakukan alih media ke digital bagi sebagian koleksi perpustakaan, terutama yang berkaitan dengan materi pendidikan jarak jauh, baik disertasi, tesis, maupun laporan-laporan penelitian.

Disamping itu, perpustakaan UT juga memberikan layanan fotocopy jarak jauh. Mahasiswa dapat memesan artikel atau bab dalam buku tertentu melalui surat-elektronik. Pesanan mahasiswa tersebut kemudian di-scan dan dikonversi kedalam bentuk digital (dengan format PDF), selanjutnya dikirim ke mahasiswa yang memesan melalui surat-elektronik.

C.        Pembinaan Kelompok Belajar
1.     Pengertian dan Sifat Kelompok Belajar
Kelompok belajar diartikan sebagai kumpulan mahasiswa yang berjumlah antara 5 samapi 20 orang yang belajar bersama untuk memecahkan kesulitan-kesulitan dalam mehami materi pelajaran agar dapat mecapai hasil yang optimal dalam studi atau ujian (paket A 1986). Dalam pedoman kegiatan kemahasiswaan dan alumni (2003), kelompok belajar diartikan sebagai kumpulan mahasiswa yang belajar bersama untuk memecahkan kesulitan-kesulitan dalam memahami bahan ajar.
Kelompok belajar mahasiswa UT memiliki sifat sebagai berikut :
1)     Tidak mengikat, artinya mahasiswa tidak harus atau tidak wajib membentuk atau mengikuti suatu kelompok belajar.
2)     Tidak bersifat permanen, artinya kelompok belajar tidak perlu dikukuhkan dengan suatu surat keputusan baik dari UT pusat maupun dari UPBJJ-UT.
3)     Bukan suatu organisasi resmi, artinya tidak berfungsi sebagai wakil mahasiswa UT dalam menyampaikan aspirasi yang bersifat social politik.
2.     Tipe-tipe Kelompok Belajar
Dari hasil penelitian yang dilakukan Puslitabmas UT di Jakarta dan beberapa daerah pada tahun 1986, ditemukan empat tipe kelompok belajar. Keempat tipe belajar tersebut adalah sebagai berikut :
1)     Tipe A, yaitu kelompok belajar mahasiswa UT murni.
2)     Tipe B, yaitu kelompok belajar mahasiswa UT yang memungut iuran tetap dari peserta.
3)     Tipe C, yaitu kelompok belajar mahasiswa UT yang umumnya diinisiasikan oleh para tutor.
4)     Tipe D, yaitu bimbingan belajar swasta yang diselenggarakan secara komersial.
Pengelolaan kegiatan belajar kelompok tipe A dan B dilakukan oleh mahasiswa. Mereka memilih seorang (atau lebih) dari rekan-rekannya untuk mengelola kegiatan belajar. Umumnya yang dipilih atau ditunjuk sebagai pengurus adalah mahasiswa senior yang sudah bekerja dan mempunyai jabatan.

3.     Pembentukan Kelompok Belajar
Kelompok belajar dibentuk oleh mahasiswa UT tanpa campur tangan UT. UT hanya memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk membentuk suatu kelompok belajar atau bergabung dengan kelompok belajar yang sudah ada. Tujuan pembentukan kelompok belajar adalah sebagai berikut ;
·         Menciptakan sarana komunikasi dan sosialisasi antar mahasiswa
·         Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
·         Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mahasiswa
·         Menumbuhkan rasa kebersamaan.
Proses pembentukan kelompok belajar biasanya terjadi setelah mahasiswa saling mengenal, baik secara langsung pada saat bertemu di UPBJJ, maupun pada saat OSMB, atau melalui telepon.
Mahasiswa umumnya membentuk/mengikuti kelompok belajar berdasarkan berikut ini :
·            Kesamaan program studi
·            Kesaman mata kuliah yang diambil
·            Kesamaan lokasi tempat tinggal
·            Kesamaan minat.

Setelah kepengurusan kelompok belajar terbentuk, langkah berikut yang perlu dilakukan kelompok belajar adalah sebagai berikut :
1)        Merencanakan jadwal kegiatan kelompok belajar.
·         Jadwal pertemuan kelompok belajar hendaknya diatur secara periodic.
·         Disamping jadwal belajar kelompok, setiap anggota hendaknya mempunyai jadwal belajar pribadi.
2)        Menentukan materi pelajaran dan penyaji
3)        Menentukan tempat pertemuan
4)        Menetapkan biaya belajar
5)        Mempersiapkan sumber-sumber belajar lainnya.

  1. Pemanfaatan Kelompok Belajar
Dengan adanya kelompok belajar, minat dan semangat mahasiswa bertambah. Disamping itu, informasi tentang UT menjadi lancer, peserta dapat saling mengenal satu sama lain dan mahsiswa dapat mengukur kemampuannya masing-masing. Selain sebagai wadah atau sarana pertemuan mahasiswa, kelompok belajar juga merupakan, sarana komunikasi antara UPBJJ dengan mahasiswa, serta UT Pusat dengan mahasiswa.
UT telah mengembangkan Panduan Pemanfaatan Kelompok Belajar bagi Mahasiswa, antara lain berisi penjelasan tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam mengikuti kelompok belajar, ketentuan-ketentuan dalam kelompok dan petunjuk praktis belajar kelompok.
Kelompok belajar sering berubah menjadi kelompok santai. Agar kelompok belajar menjadi kelompok yang efektif untuk belajar, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut ini :
1)     Tentukan topic-topik yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
2)     Bagi tugas secara merata kepada setiap anggota untuk membuat rangkuman dari bagian-bagian tertentu.
3)     Setiap anggota ditugaskan membuat beberapa pertanyaan dari setiap topic.
4)     Pada saat pertemuan, setiap anggota mengemukakan hasil rangkumannya, mengajukan pertanyaan dan membahas jawabannya bersama.
5)     Memulai dan mengakhiri pertemuan tepat pada waktunya.
6)     Menetapkan jadwal pertemuan dan berpegang pada jadwal tersebut.

  1. Pembinaan Kelompok Belajar
Pembinaan kelompok belajar dimaksudkan agar keberadaan kelompok belajar ini dapat dipertahankan sehingga para mahasiswa yang bergabung di dalamnya dapat memanfaatkan wadah ini untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Untuk itu, kelompok belajar hendaknya mendapat bantuan dari institusi penyelenggara PTJJ.
Dalam buku petunjuk Pelaksanaan Program Pembinaan Kemahasiswaan Universitas Terbuka (1988), tertera bahwa pembinaan kelompok belajar di tingkat Universitas dan Fakultas adalah Pembantu Rektor III, Pembantu Dekan III, dan bagian kemahasiswaan.
Ditingkat universitas, program-program pembinaan kelompok belajar yang selama ini telah dikembangkan umumnya lebih kepada upaya-upaya untuk mendukung terlaksananya program-program kemahasiswaan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Depdiknas seperti Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM), Lomba Karya Tulis (LKT), dan program lain yang bersifat penalaran. Menurut Wardani (2003) untuk mendukung program-program tersebut, perlu dilakukan pembinaan sebagai berikut :

1)     Menghimbau mahasiswa untuk mengikuti berbagai kegiatan penalaran.
2)     Mengirim fotokopi panduan kegiatan dan rincian langkah-langkah yang harus dilakukan oleh UPBJJ-UT dalam membimbing mahasiswa melakukan kegiatan penalaran tersebut.
3)     Memberikan bimbingan langsung kepada mahasiswadengan membentuk suatu tim yang terdiri dari tenaga akademik dari Fakultas, Lembaga Penelitian, dan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat.
4)     Memberikan bimbingan kepada mahasiswa pada saat penelaahan proposal, baik secara tatap muka maupun secara jarak jauh sampai proposalsiap dikirim ke Dikti.

D.       Peran Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi dalam Mendukung Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh.

  1. Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2TN)
FKP2TN berdiri pada tahun 1988 yang pada awalnya beranggotakan 4 perpustakaan perguruan tinggi negeri, yaitu perpustakaan universitas jember, perpustakaan universitas brawijaya, perpustakaan universitas 11 maret dan perpustakaan universitas Djendral sudirman purwokerto.
Atas rekomendasi konsultan IDP (The Internasional Depelopmen Program) Australia bidang perpustakaan sepakat untuk membentuk forum kerjasama yang bertujuan saling memanfaatkan fasilitas dan layanan bersama yang dimiliki keempat anggota, baik fasilitas koleksi sumberdaya manusia maupun sumber daya lainnnya. Pada awal tahun 1990 anggota FKP2TN bertambah dengan semua perpustakaan PTN dibawah naungan departemen pendidikan dan kebudayaan.

  1. Tujuan dibentuknya FKP2TN
Berdasarkan kenyataan bahwa tidak ada satupun perpustakaan didunia ini yang dapat memenuhi semua kebutuhan informasi yang diperlukan oleh penggunanya, maka forum ini dibentuk dengan tujuan sebagai berikut :

1)     Meningkatkan pemenuhan kebutuhan informasi pengguna perpustakaan anggota.
2)     Meningkatkan pemanfaatan koleksi perpustakaan anggota
3)     Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perpustakaan anggota
4)     Meningkatkan pemasukan pendapatan perpustakaan anggota
5)     Sebagai kelompok mitra pendamping pemerintah.

  1. Fasilitas dan Layanan Perpustakaan Anggota FKP2TN
Selain memiliki koleksi dasar seperti koleksi buku teks, koleksi buku rujukan, jurnal/majalah ilmiah dan karya ilmiah dosen/mahasiswa yang kesemuanya dalam bentuk cetak, banyak perpustakaan anggota juga memiliki koleksi unggulan seperti berikut :
·         Jurnal teks lengkap online
·         Jurnal elektronik
·         Koleksi audio
·         Multimedia dan hiburan

  1. Peran FKP2TN dalam Mendukung Program Pendidikan Jarak Jauh
Forum kerjasama perpustakaan perguruan tinggi seperti FKP2TN akan mempunyai peranan yang besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan di masing-masing perguruan tinggi yang tergabung dalam forum ini apabila pihak-pihak yang berkepentingan seperti dosen, pengelola/pimpinan perguruan tinggi yang bersangkutan, penulis modul, penulis naskah ujian, pustakawan dan peserta didik juga ikut berperan secara aktif dalam upaya mendayagunakan fasilitas dan layanan perpustakaan yang ada.
Upaya nyata yang dapat dilakukan antara lain dengan :
a.       Mengintegrasikan proses pembelajaran antara perpustakaan dengan program studi/jurusan dan atau sebaliknya.
b.      Harus ada kerjasama yang erat dan saling melengkapi antara perpustakaan dengan program studi/jurusan dalam hal menyediakan bahan perpusakaan yang dibutuhkan mahasiswa sesuai silabus.
E.       KESIMPULAN
Sejalan perkembangan ilmu teknologi dan seni, lingkungan belajar dalam masyarakat semakin lama semakin kompleks, yang dapat kita saksikan dan kita alami dewasa ini. Manusia tidak lagi hanya belajar secara langsung dari manusia lain tetapi belajar dengan berbagai cara dari berbagai produk ilmu, teknologi, dan seni. Kendala ruang dan waktu pun sudah bias diatasi dengan ditemukannya berbagai perangkat kersa dan lunak dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. Salah satu alternative belajar yang kini mulai banyak dikembangkan adalah belajar dengan menggunakan jaringan belajar. Dan peranan perpustakaan digital juga sangat membantu dalam pembelajaran.

F.       REFERENSI
Asandhimitra. 2004. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. Jakarta : Pusat Penerbit Universitas Terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar